STT Terpadu Nurul Fikri Turunkan Delegasi Dosen di Konvensi Sains Terbesar RI 2025

Dosen STT Terpadu Nurul Fikri Mengikuti Konvensi Sains Terbesar Pertama di Indonesia 2025

Pada tanggal 7–9 Agustus 2025, STT Terpadu Nurul Fikri (STT‑NF) menurunkan delegasi dosen dalam penyelenggaraan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. Acara ini berlangsung di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Kota Bandung, Jawa Barat. Sebagai konvensi sains terbesar di Indonesia, KSTI 2025 menghadirkan Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, sebagai salah satu sesi penting dalam pembukaannya. Konvensi ini menjadi momentum bersejarah karena menjadi pertemuan nasional pertama yang diikuti oleh lebih dari 2.000 peserta lintas akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan.

Acara ini mendiskusikan tema strategis terkait upaya mencetak sumber daya manusia unggul melalui percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang didorong oleh penguasaan sains dan teknologi. Konvensi menyatukan ilmuwan terkemuka, teknokrat, CEO BUMN, pelaku industri strategis nasional, pengambil kebijakan tingkat tinggi, hingga diaspora Indonesia. Dalam salah satu sesi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menekankan bahwa konvensi ini adalah ruang strategis untuk mempertegas arah kebijakan sains dalam pembangunan nasional.

STT‑NF dengan penuh antusiasme mengikutsertakan dosen-dosen terbaiknya dalam berbagai sesi diskusi dan panel. Para delegasi aktif berkontribusi dalam kegiatan tersebut membahas mengenai aplikasi riset teknologi, kebijakan inovasi, serta transformasi digital dalam industri. Kehadiran peserta dari universitas, lembaga riset, dan sektor industri memperkuat kolaborasi lintas sektor yang menjadi fondasi pengembangan ekosistem riset dan inovasi nasional.

Diharapkan keterlibatan STT‑NF dalam KSTI 2025 dapat memperluas jejaring akademik dan memperkuat posisi institusi dalam komunitas sains dan teknologi Tanah Air. Dengan demikian, kampus semakin siap mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga adaptif terhadap kebutuhan industri serta memiliki kapasitas inovatif dalam menghadapi era digital dan revolusi industri masa depan.